Kaum muda diketahui sangat rentan terhadap efek dari media sosial, mengingat bagaimana otak masih berkembang dan beradaptasi.
Ketika membahas dampaknya pada kesehatan, yang negatif sering muncul dalam pikiran. Misalnya penindasan dunia maya, penurunan interaksi tatap muka, tidur terganggu, masalah citra tubuh dan banyak lagi.
Tetapi bisakah penggunaan platform online populer dan pesan teks memberi dampak kesehatan positif untuk anak-anak? Ya, menurut penelitian baru dari Institut Laureate untuk Penelitian Otak di Tulsa, Oklahoma.
“Yang paling penting adalah bahwa tidak semua media sosial itu buruk jika Anda ingin menyimpulkannya secara singkat,” kata penulis utama studi, Dr. Martin Paulus, seperti dilansir laman MSN.
Paulus dan timnya menganalisis data 4.500 peserta muda yang termasuk berapa banyak waktu yang mereka habiskan di depan layar, jenis media apa yang mereka hadapi dan detail tentang kesehatan dan kehidupan keluarga mereka.
Di antara anak-anak berusia 9 dan 10 tahun, mereka yang mengirim SMS dan menggunakan media sosial dikaitkan dengan tingkat aktivitas fisik yang lebih tinggi, konflik keluarga yang lebih sedikit dan lebih sedikit masalah tidur.
Di sisi lain, anak-anak yang menggunakan lebih banyak dari semua media umum (internet, televisi, video game) dikaitkan dengan efek negatif seperti konflik keluarga dan tidur yang terganggu.
Satu penjelasan yang mungkin, kata Paulus, adalah kekuatan komunikasi yang diperkuat yang diberikan oleh media sosial.
“Mereka terhubung dengan teman-teman mereka, mereka terlibat dalam kegiatan yang lebih beragam, dan di tahap pra-pubertas ketika Anda tidak memiliki semua hal remaja terjadi, itu benar-benar membangun komunitas jaringan,” tambah Paulus.
Menurut data 2018 dari Pew Research Center, 45 persen remaja Amerika melaporkan online hampir terus-menerus.
Mereka yang menemukan media sosial memiliki efek positif yang mencantumkan alasan-alasan seperti komunikasi yang lebih mudah dengan keluarga, bertemu teman baru, saluran keluar untuk ekspresi diri dan akses ke berita.
Mereka yang menemukan media sosial menjadi berbahaya mengatakan itu adalah selingan, memperburuk masalah kesehatan mental, mendorong bullying, menyebabkan kecanduan dan kesepian, dan lain-lain.(jpg)