TangerangEkspres-Memasuki 2023 angka penderita stunting di Provinsi Banten berada di kisaran 20 persen. Berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, angka stunting Provinsi Banten turun 4,5 persen menjadi 20 persen dari 24,5 persen di tahun 2021.
Meski begitu, angka tersebut masih terbilang tinggi jika dibanding dengan angka stunting Kota Tangsel yang hanya 9 persen. Terkait data itu, Aktivis Kaukus Perempuan Peduli (KPP) Kesehatan, Azka Nisail Kamilah meminta bakal calon gubernur yang akan berkontestasi Pilkada Banten 2024 mendatang untuk memerhatikan persoalan stunting tersebut. Terlebih kepada Bacagub Airin Rachmi Diany memiliki kans terpilih di ajang kontestasi tersebut.
“Masalah stunting di Banten ini harus jadi perhatian dan fokus para bakal calon gubernur. Kepada Bu Airin Rachmi Diany yang sudah jelas akan maju dan baru saja diumumkan oleh Ketum DPP Golkar Airlangga Hartarto mau diturunkan di Pilkada Banten, kami berharap menjadikan program penanganan stunting sebagai prioritas,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (31/1)
Untuk diketahui, stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga lebih pendek dibandingkan anak-anak seusianya.
Tidak jarang masyarakat menganggap kondisi tubuh pendek merupakan faktor genetika dan tidak ada kaitannya dengan masalah kesehatan. Faktanya, faktor genetika memiliki pengaruh kecil terhadap kondisi kesehatan seseorang dibandingkan dengan faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.
Pada beberapa kesempatan, Airin Rachmi Diany sendiri mengaku, persoalan kesehatan termasuk stunting tidak bisa diselesaikan hanya oleh pemerintah saja. Tapi harus ada dukungan dan partisipasi dari semua pihak termasuk masyarakat.
Ia mengatakan, pertumbuhan yang kurang memadai saat dalam kandungan, tidak cukup protein, perubahan hormon yang dipicu stress, dan lainya.
“Upaya untuk pencegahan stunting pada anak harus dilakukan pemenuhan gizi sejak hamil, beri ASI eksklusif hingga 6 bulan, dampingi ASI dengan MPASI sehat, terus pantau tumbuh kembang anak, dan selalu jaga kebersihan lingkungan. Program penanganan stunting Ini tentu wajib menjadi prioritas kita,” ujarnya saat berkunjung ke kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Selasa (31/1). (*)
Reporter: Miladi Ahmad
Editor : Endang Sahroni