Beranda KEBIJAKAN Pemilih Muda Kota Tangerang Capai 61,63 Persen

Pemilih Muda Kota Tangerang Capai 61,63 Persen

0
BERBAGI
PEMILIH MUDA: Dari 1,3 juta DPT di Kota Tangerang didominasi pemilih muda yang mencapai 60 persen lebih. (foto: Ajis Muslim)

TANGERANGEKSPRES.CO.ID–Daftar pemilih tetap (DPT) Kota Tangerang sebanyak 1.362.773. Terdiri dari laki-laki 678.001 dan perempuan 684.772 pemilih. Dari total DPT, 61 persen merupakan pemilih muda. Pemilih muda ini di dalamnya ada generasi milenial dan generasi Z.

Untuk generasi milenial yang lahir kisaran 1981-1996 (berusia 28-43 tahun), jumlahnya mencapai 504.977 pemilih atau 37 persen. Sementara generasi Z (Gen-z) lahir tahun 1997-2007 (berusia 17-27 tahun), jumlahnya 335.702 atau 24,63 persen.

“Jika digabungkan pemilih milenial dan gen-Z, jumlahnya mencapai 61,63 persen dari jumlah total DPT,” kata Ketua KPU Kota Tangerang Ahmad Syailendra, Kamis (12/10).

Dia menjelaskan fakta dan data ini kini menjadi perhatian baik para politisi, pengamat politik maupun pihak penyelenggara pemilu. Dia mengajak generasi muda tidak skeptis pada pesta demokrasi yang bakal dihelat pada 14 Februari 2024 nanti.

Ahmad Syailendra menguraikan, untuk pemilih tua, atau biasa disebut Pree Boomer yaitu kelahiran tahun 1900-1945 (usia 124-79) berjumlah jumlah 7.895 (0,58 persen). Pemilih kategori Baby boomer, yaitu yang lahir tahun 1946-1964 (usia 78-60) berjumlah 136.419 pemilih (10,01 persen).

“Suara generasi muda sangat potensial. Oleh karenanya kami mengajak mereka tidak skeptis. Generasi muda harus berpolitik Mereka harus berpartisipasi pada pesta demokrasi nanti,” tandas Syailendra yang telah menjabat Komisioner KPU Kota Tangerang selama 2 periode.

Syailendra menyampaikan, pelaksanaan hasil pemungutan suara pada Pemilu 2024 nanti berbeda dengan pemilu sebelumnya. Hasil pemungutan suara pada Pemilu 2024 nanti akan menggunakan teknologi informasi atau digitalisasi. Yaitu program sistem informasi rekapitulasi (SIREKAP) sebagai pengganti sistem informasi penghitungan (Situng) saat Pemilu 2019 lalu.

Hal itu menjadi perhatian utama pihak KPU RI sebagai pengambil kebijakan dalam upaya memudahkan proses penghitungan suara di TPS. Selain itu, penggunaan sistem digital tersebut merupakan bentuk keterbukaan informasi hasil Pemilu.

“Penggunaan aplikasi SIREKAP menyederhanakan proses birokrasi melalui SITUNG di Pemilu 2019 lalu. Aplikasi Sirekap juga sudah digunakan sebagai alat bantu saat Pilkada serentak 2020, dan itu benar-benar lebih efisien dan menyederhanakan proses birokrasi,” tandasnya.

Menurutnya, proses pemanfaatan digitalisasi mencerminkan kemudahan dan kecepatan dalam pemanfaatan informasi teknologi. Seperti yang terdapat di PKPU 15 Tahun 2023 tentang Kampanye bahwa peserta pemilu dapat melaksanakan kampanye melalui media sosial sebanyak 20 akun di setiap jenis aplikasi.

Dikatakan, berdasarkan sensus kependudukan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020, sekitar 89 persen masyarakat Indonesia merupakan pengguna internet. Selain itu, berdasarkan hasil survei ekonomi nasional (Susenas) tahun 2022, pengguna internet dalam tiga bulan terakhir.

Kisaran usia 5-12 tahun sebanyak 12,43 persen, di usia 13-15 tahun 6,77 persen. Kemudian pada usia 16-18 tahun sebanyak 7,47 persen. Pada usia 19-24 tahun 14,69 persen dan pada usia di atas 25 tahun sebanyak 58,63 persen.

Dengan demikian, sambung Syailendra, peran anak muda dalam menyukseskan pemilu sangat tinggi. Selain sebagai penyelenggara, mereka juga berperan pada tim kampanye dan sebagai pemilih. “Rata-rata peran anak muda ini mendominasi dibidang digitalisasi pada keterlibatan pemilu 2024,” tukasnya.

Dia mengajak generasi millenial dan Gen Z dapat menyukseskan hajat besar pesta demokrasi lima tahunan ini. Syailendra mengatakan KPU Kota Tangerang saat ini, melibatkan mereka dalam penyelenggaraan pemilu melalui badan adhoc KPPS. Yaitu penyelenggara pemilu yang usianya minimal dalam persyaratannya 17 tahun. Perekrutan anggota KPPS dilaksanakan pada bulan Desember 2023.

“Kita juga mengajak bagian dari mereka terlibat sebagai penyelenggara menjadi anggota KPPS yang dibentuk 1 bulan sebelum pelaksanaan pemungutan suara,” ujarnya. Dia menambahkan, pendidikan politik sejak muda dapat membentuk karakter generasi milenial dan Gen Z memahami begitu pentingnya proses demokrasi elektoral lima tahun sekali ini.

“Kita sangat berharap mereka tidak apatis terhadap dunia politik. Pemilu merupakan sebagai ajang seluruh anak bangsa mengabdikan dirinya untuk dapat berperan dalam menebar kebaikan-kebaikan, menerima dan menyebar informasi saat ini lebih mudah yaitu melalui media sosial,” ujarnya.

“Pemilu dalam genggaman, mari kita berpegang erat untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menghargai perbedaan dalam pilihan, melalui jari-jari manis anak muda, saring sebelum sharing,” tutupnya. (*)

Reporter: Ajis Muslim
Editor : Aries Maulansyah

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here