SERANG,TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menyebutkan bahwa banyak para pencari kerja (pencaker) yang belum mendapatkan pekerjaan masih tinggal di Kabupaten Serang lebih dari enam bulan.
Akibatnya, mereka masuk dalam data pengangguran saat Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Serang melakukan sensus Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT).
Diketahui, berdasarkan rilis dari BPS Banten bahwa TPT di Provinsi Banten pada periode Agustus 2023 di angka 7,52 persen atau sebanyak 448 ribu warga Banten tercatat masih pengangguran.
Dari jumlah tersebut, Kabupaten Serang menduduki peringkat pertama atau tertinggi se-Provinsi Banten dengan angka 9,94 persen. Sedangkan, TPT terendah berada di Kota Tangerang dengan angka 5,81 persen.
Tatu mengungkapkan, para pencaker yang belum mendapatkan pekerjaan namun masih betah tinggal di Kabupaten Serang lebih dari enam bulan merupakan penyebab dari tingginya pengangguran di Kabupaten Serang.
Pasalnya, berdasarkan hasil koordinasi dengan BPS Kabupaten Serang, mereka yang masih bertahan tanpa memiliki pekerjaan itu akan masuk dalam pendataan Sensus TPT Kabupaten Serang.
“Jadi, rumusnya bukan berdasarkan dari KTP Kabupaten Serang, melainkan dari mereka yang belum mendapatkan pekerjaan namun masih tinggal di Kabupaten Serang lebih dari enam bulan. Sehingga, mereka ini tercatat sebagai pengangguran oleh BPS Kabupaten Serang ketika melakukan Sensus TPT,” katanya, Selasa 7 November 2023.
Dikatakan Tatu, biaya hidup di Kabupaten Serang cenderung lebih rendah dibandingkan Kabupaten Tangerang, yang sama mempunyai banyaknya wilayah industri. Sehingga, kemungkinan dengan biaya hidup yang tidak besar di Kabupaten Serang, para pencaker bisa bertahan hidup hingga lebih dari enam bulan lamanya.
“Rendahnya biaya hidup di Kabupaten Serang, memungkinkan para pencaker betah tinggal di sini meskipun belum dapat pekerjaan namun mereka masih bisa bertahan. Sehingga, ketika ada Sensus TPT mereka masuk dalam pendataan tersebut, yang mengakibatkan Kabupaten Serang banyak pengangguran,” ujarnya.
Meskipun tercatat sebagai yang tertinggi, Tatu mengaku, pihaknya terus berupaya mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan membuat program Link and Match antara anak SMK dengan industri.
Program itu dapat dikembangkan untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan kerja, usaha serta industri.
“Kami sedang berupaya meningkatkan program tersebut, di sisi lain kami juga akan membuka lapangan kerja seluas-luasnya dari berbagai bidang. Misalnya, pertanian dan perikanan itu bisa kita maksimalkan untuk dijadikan sebagai wadah lapangan pekerjaan,” ucapnya. (*)
Reporter: Agung Gumelar
Editor: Sutanto bin Omo