Beranda BANTEN Empat Penyakit Wajib Diwaspadai Saat Musim Penghujan

Empat Penyakit Wajib Diwaspadai Saat Musim Penghujan

0
BERBAGI
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar. Tri Budi/TangerangEkspres.id

SERPONG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Saat ini sudah memasuki musim penghujan. Saat musim penghujan ada yang perlu diwaspadai, yakni adanya ancaman gangguan kesehatan, mengingat ada beberapa penyakit yang dapat muncul karena tibanya musim penghujan.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, saat musim hujan tubuh akan lebih mudah terserang penyakit, sebagai akibat adanya perubahan suhu pada lingkungan.

“Ketika musim hujan jenis mikroba akan lebih mudah berkembang biak dan makin mudah masuk ke tubuh manusia. Daya tahan tubuh yang tak prima akan semakin membuat bakteri dan virus berkembang hingga menyebabkan penyakit,” ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.CO.ID, Rabu, 29 November 2023.

Allin menambahkan, tubuh harus waspada terhadap serangan penyakit yang datang ketika musim hujan. Ada beberapa penyakit yang sering terjadi saat musim hujan, yakni demam berdarah dengue (DBD), leptospirosis, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan diare.

Pertama adalah DBD. DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes albopictus atau infeksi virus akut yang disebabkan virus dengue. Gejala DBD antara lain hari 1 sampai 3 fase demam mendadak tinggi disertai berbagai gejala yang muncul, hari 4 sampai 5 merupakan fase kritis demam turun, hari 6 sampai 7 fase penyembuhan demam kembali tinggi sebagai reaksi dari kesembuhan.

“Apabila mengalami gejala tersebut segera periksakan segera ke puskesmas atau rumah sakit terdekat,” tambahnya.

Allin menjelaskan, jika mengalami gejala syok yang di tandai dengan kaki, tangan dingin kulit lembab dan tampak gelisah agar segera bawa ke fasilitas pelayanan lesehatan untuk mendapatkan penanganan.

Untuk upaya pengendalian program DBD di Kota Tangsel yaitu meliputi pencegahan dan pemutusan matarantai penularan. Untuk pencegahan Dinas Kesehatan Kota Tangsel melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3 M plus dengan program gerakan satu rumah satu jumantik.

“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk antisipasi atau mengendalikan DBD dengan melakukan upaya PSN dengan 3 M plus diantaranya menguras, menutup dan mendaur ulang, serta menghindari gigitan nyamuk dan partisipasi masyarakat dalam Gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) dirumahnya masing-masing minimal satu minggu sekali,” ungkapnya.

Kedua adalah leptospirosis. Ini merupakan kasus yang disebabkan oleh tikus jika terjadi banjir, yaitu penyakit Leptospirosis. Kota Tangsel belum pernah ada laporan penyakit tersebut tapi, dalam upaya antisipasi terjadinya penyakit leptospirosis perlu langkah-langkah pencegahan terjadinya penyakit tersebut.

Langkah yang dilakukan adalah menghindari air yang sudah terkontaminasi dan pastikan kebersihannya sebelum mengkonsumsinya.

“Memakai sepatu dari karet dengan ukuran tinggi dan sarung tangan karet bagi kelompok kerja yang berisiko tinggi tertular leptospirosis. Membersihkan dengan desinfektan bagian-bagian rumah, kantor atau gedung,” terangnya.

Ketiga adalah infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). ISPA adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernafasan bagian atas dan saluran pernafasan bagian bawah. Infeksi tersebut disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri.

Selain bakteri dan virus, ISPA juga dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu kondisi lingkungan (polutan udara seperti asap rokok dan asap bahan bakar memasak, kepadatan anggota keluarga, kondisi ventilasi rumah kelembaban, kebersihan, musim dan suhu).

“Penyakit ISPA paling banyak ditemukan pada anak di bawah lima tahun karena pada kelompok usia ini adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit,” tuturnya.

Wanita berkerudung ini mengaku, penyakit terakhir yang wajib diwaspadai saat musim hujan adalah diare. Diare adalah penyakit yang di tandai dengan terjadinya perubahan bentuk dan konsentrasi tinja yang melembek sampai dengan cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam 24 jam.

Penyakit diare merupakan penyakit nomor dua yang menyebabkan angka kesakitan dan angka kematian pada anak, khususnya anak yang berusia di bawah 5 tahun. Penyebab Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi.

“Cara penularan diare melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak langsung melalui lalat,” ungkapanya.

Allin mengaku, diare menyebar dan menginfeksi anak melalui empat faktor, yaitu food, feces, fly dan finger. Pencegahan Diare dapat dilakukan dengan pemberian makanan yang higenis, menyediakan air minum yang bersih, menjaga kebersihan perorangan.

Juga membiasakan mencuci tangan sebelum makan, buang air besar pada tempatnya, menyediakan tempat pembuangan sampah yang memadai. Memberantas lalat dan menjaga kebersihan lingkungan.

Dinas Kesehatan Kota Tangsel menghimbau masyarakat untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut dengan melakukan beberapa upaya. Mulai dari mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, rajin minum suplemen dan vitamin.

Juga melakukan olahraga dengan rutin, sedia payung dan jas hujan saat bepergian, konsumsi air yang cukup. “Tidur yang cukup, gunakan masker bagi masyarakat dalam kondisi sedang batuk dan flu dan selalu menjaga kebersiham tubuh,” tutupnya. (*)

Reporter : Tri Budi
Editor : Andy

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here