Beranda KEBIJAKAN Arief Khawatir Berakhir Masa Jabatannya Kota Tangerang Menjadi Kota Tertinggal

Arief Khawatir Berakhir Masa Jabatannya Kota Tangerang Menjadi Kota Tertinggal

0
BERBAGI
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah didampingi wakilnya, Sachrudin saat memberikan sambutan dalam acara Media Gathering, belum lama ini.

KOTA TANGERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah mengungkapkan, Pemkot Tangerang memiliki keterbatasan dalam mengedukasi masyarakatnya. Oleh karenanya dia mendorong pihak perusahaan media dapat membantu masyarakat Kota Tangerang memberikan edukasi untuk memerhatikan lingkungannya mewujudkan Kota Tangerang menjadi Kota yang maju secara mandiri dan memiliki daya saing. Dia khawatir, berakhirnya masa kepemimpinannya, Kota Tangerang malah menjadi wilayah kota yang tertinggal.

Arief mengatakan, sebagian besar wilayah Tangerang bagian Utara saat ini tengah dilakukan proses pembangunan yang dilakukan pihak pengembang yang begitu modern. Belum lagi di wilayah selatan hingga perbatasan wilayah Kabupaten Bogor, proses pembangunan yang dilakukan oleh pihak pengembang begitu pesat.

“Saya juga mengkhawatirkan diakhir masa jabatan saya, karena kota Tangerang bisa menjadi wilayah tertinggal. Kemaren saya ke wilayah utara ternyata pembangunannya wuih sudah sampai Tanjung pasir lewat. Belum lagi di wilayah selatan seperti BSD (Bumi Serpong Damai). Kita ini di tengah tergencet. Seperti Kota Tangsel setelah BSD selesai sudah tidak ada lagi pertumbuhan,” ungkap Arief dalam sambutannya saat acara Media Gathering, belum lama ini.

Dikatakan, ketika di suatu daerah sudah tidak ada lagi pertumbuhan ekonomi, maka yang menjadi kekhawatiran adalah sulitnya lapangan pekerjaan. Kesejahteraan masyarakat menjadi korban. Oleh karenanya masyarakat Kota Tangerang didorong turut serta dalam membangun Kota Tangerang kedepannya.

“Lalu kalau sudah tidak ada lagi pertumbuhan ekonomi yang dikhawatirkan lapangan kerja yang menjadi sulit. Kesejahteraan masyarakat juga yang menjadi korban,” ujarnya.

“Kepentingan 5 tahun, 10 tahun, 50 tahun harus dipikirkan. Contoh penanganan banjir. Jangan kalau banjir semua minsetnya pembesaran drainase. Jadi harus dirubah minsetnya,” sambungnya.

Dalam penanganan banjir di Kota Tangerang, kata Arief, di Kota Tangerang saat ini semakin berkurang wilayah resapan air. Hal itu menjadikan wilayah Kota Tangerang semakin dikepung banjir apabila musim penghujan tiba.

“Yang kita khawatirkan bukan lagi air kiriman, kecuali Kali Angke. Yang kita khawatirkan perumahan-perumahan di pemukiman. Sebab daerah-daerah yang terbuka sudah dibangun hingga resapan air sudah tidak ada lagi malah jadi perumahan, tempat parkir, kontrakan, ruko-ruko, bahkan ada masyarakat minta GOR dan lainnya,” beber Arief.

“Bayangkan kalau semua wilayah dibangun, tidak ada lagi resapan air. Semua minsetnya kalau banjir drainase di perlebar, Pak saluran ini kekecilan, harus diperlebar,”tukasnya lagi.

Diakuinya, mengedukasi masyarakat tidak lah mudah. Dia menyebut, masyarakat hanya memikirkan kepentingan sesaat, namun tidak memikirkan kepentingan masa depan Kota Tangerang.

“Gak gampang mengedukasi masyarakat ini tidak hanya untuk kepentingan sesaat tapi kita harus memikirkan kepentingan masa depan Kota Tangerang,” tandasnya.

Dia menyebut, salah satu kota bahkan negara yang berhasil merubah kebiasaan masyarakatnya yang sebelumnya merupakan kota kumuh menjadi kota yang sangat tertata dan maju yaitu Singapura.

“Ternyata Singapura itu tertata dan maju dimulai dari edukasi masyarakatnya. Makanya kita Kota Tangerang mewajibkan semua sekolah ikut Adiwiyata,” kata Arief.

Dia menuturkan, Kota Tangerang di masa kepemimpinan nya selama 2 periode mewajibkan sekolah untuk ikut program Adiwiyata. Menurutnya, keikutsertaan sekolah-sekolah di Kota Tangerang bukan untuk mengejar penghargaan. Namun, program Adiwiyata tersebut merupakan bagian mengedukasi masyarakat peduli lingkungan yang sehat dan bersih. Kedepannya, masyarakat dapat bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan melalui tata kelola untuk mendukung pembangunan berkelanjutan bagi kepentingan generasi sekarang maupun yang akan datang.

“Kota Tangerang satu-satunya di Indonesia sebanyak 251 sekolah ikut program Adiwiyata. Bukan kepengen dapat penghargaan tapi itu bagian dari mengedukasi masyarakatnya untuk bertanggung jawab menata lingkungan yang sehat dan bersih dan mendukung pembangunan berkelanjutan untuk kepentingan kedepannya,” paparnya.

Peran perusahaan media, sambung Arief, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat memerhatikan, untuk merawat dan menjaga lingkungannya sangat dibutuhkan.Oleh karenanya, dia mendorong perusahaan media untuk mengedukasi masyarakat untuk memajukan Kota Tangerang yang tertata rapi bebas banjir, bersih dan ramah lingkungan.

“Makanya saya titip kepada teman-teman media, tolong bantu edukasi masyarakat untuk tetap memerhatikan lingkungan dalam menjaga kebersihan dan lainnya. Karena saat ini fenomena yang kita rasakan perubahan iklim sangat dahsyat,” pungkasnya.(*)

Reporter : Abdul Aziz

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here