TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Jelang pergantian tahun kondisi cuaca dan iklim di wilayah Provinsi Banten menunjukkan adanya signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan.
Hal tersebut berdasarkan monitoring Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II. Kepala BBMKG Wilayah II Hartanto mengatakan, masyarakat Banten yang sedang melalui momentum pergantian tahun baru diminta mewaspadai potensi hujan sedang hingga lebat.
“Beberapa fenomena atmosfer yang terpantau cukup signifikan dan dapat memicu peningkatan curah hujan di wilayah Provinsi Banten. Misalnya daerah pertemuan angin atau konfluensi yang terpantau berada di Samudra Hindia barat daya Banten dan Laut Jawa. Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima TANGERANGEKSPRES.ID, Minggu (31/12/2023).
Hartanto menambahkan, Gelombang Equatorial Rossby (ER) terpantau aktif di sebagian wilayah Pulau Jawa, termasuk didalamnya Provinsi Banten. Anomali positif Suhu Muka Laut di wilayah Selat Sunda dan Laut Jawa hingga 2oC menjadi sumber uap air dalam pembentukan awan hujan.
Fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) diprediksi akan masuk ke wilayah Indonesia bagian Barat pada Dasarian I bulan Januari 2024 dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah Provinsi Banten.
Selain itu, labilitas lokal yang kuat untuk mendukung proses konvektif skala lokal di Sebagian besar wilayah Provinsi Banten.
“Berdasarkan analisis potensi dinamika atmosfer di atas, sebagian wilayah yang perlu diwaspadai untuk potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di Kabupaten Lebak bagian Timur dan Selatan, serta Kabupaten Pandeglang bagian Barat dan Utara pada periode 31 Desember 2023,” tambahnya.
“Periode 1 Januari 2024 meliputi Kabupaten Lebak bagian Timur, Pandeglang bagian Barat, Kabupaten Serang bagian Utara, serta Kabupaten Tangerang bagian Utara” jelasnya.
Hartanto menuturkan, periode 2 Januari 2024 potensi hujan sedang hingga lebat pada sebagian besar wilayah Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak bagian Timur dan Selatan. Periode 3 Januari 2024 hanya Kabupaten Lebak bagian Timur, dan periode 4 Januari meliputi wilayah Kabupaten Pandeglang bagian Utara dan Kabupaten Lebak bagian Selatan.
Periode 5 Januari meliputi wilayah Kabupaten Lebak bagian Selatan dan Kabupaten Pandeglang bagian Selatan, dan periode 6 Januari wilayah Kabupaten Pandeglang bagian Selatan dan Kabupaten Lebak bagian Selatan.
“BMKG mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan potensi cuaca ekstrem selama periode NATARU 2023/2024. Kita harus memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan,” terangnya.
“Selain itu, masyarakat disarankan melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol hingga program penghijauan lebih masif,” tuturnya.
Hartanto juga mengimbau berbagai pihak untuk melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan atau tiang, serta papan reklame agar tidak roboh tertiup angin kencang.
Penting juga menggencarkan sosialisasi, edukasi dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian Pemerintah Daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi. Misalnya banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi.
“Koordinasi, sinergi dan komunikasi antar pihak terkait untuk kesiapsiagaan antisipasi bencana hidrometrorologi harus lebih diintensifkan. Berbagai pihak diharapkan terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG” tutupnya. (*)
Repoter : Tri Budi
Andy : Andy