RAJEG — Pihak Kantor Kecamatan Rajeg akan ikut menangani rumah nenek Rini, warga Kampung Jungkel Sukabaru, RT 11/05, Desa Tanjakan Mekar, yang terhalang pagar panel beton Perumahan Cluster Granada Rajeg City. Pihak kecamatan dan pemerintahan desa setempat akan mencari solusi agar penghuni rumah memiliki akses jalan dari dan menuju rumahnya.
Camat Rajeg Ahmad Patoni, melalui Sekretaris Kecamatan Rajeg Nurhanudin mengatakan, pihak kecamatan bersama kepala desa setempat sudah mendatangi rumah Rini, akhir pekan lalu.
“Insya Allah, kami berikan solusi bersama untuk Bu Rini, agar tetap ada akses jalan ke rumahnya,” kata Nurhanudin saat dikonfirmasi Tangerang Ekpres, Senin (25/4).
Terpisah, Kepala Desa Tanjakan Mekar Uti mengatakan, akan berupaya mencari solusi terbaik untuk Rini. ”Kebetulan, haji Gandi, pemilik lahan kosong di sebelah utara rumah Bu Rini adalah orang baik dan dermawan. Semoga beliau bisa membantu Bu Rini,” kata Uti.
Selain itu, lanjutnya, pagar panel beton Perumahan Cluster Granada Rajeg City, dipasang berguna sebagai pembatas perumahan. Bila tidak dipasang, nanti pihak pengembang khawatir mendapat komplain dari penghuni perumahan yang sedang proses pembangunan.
Sejatinya, menurut Uti, Rini masih bisa memanfaatkan akses keluar masuk dari sebelah barat. Namun diakuinya, saat ini kondisi akses itu ditutup tetangga Rini.
”Akses itu sengaja dikasih Haji Gandi untuk jalan. Namun kondisinya sekarang, sengaja ditutup tetangga sebelah barat rumah Bu Rini. Nanti akan saya sampaikan ke Haji Gandi,” kata nenek dua cucu ini.
Sebelumnya diberitakan, Rini hanya bisa menangis lantaran rumahnya tak mendapatkan akses jalan. Pasalnya, persis disamping rumahnya akan dibangun pagar beton oleh pengembang Perumahan Cluster Granada Rajeg City. Padahal, laha yang akan dipasang pagar beton itu, satu-satunya aksis jalan menuju rumah Rini.
Selain lahan sisi rumah yang akan dibangun tembok beton, di sebelah selatan rumah Rini ada pagar tembok milik tetangganya. Di sebelah barat pun demikian, rumah Rini berbatasan dengan dinding rumah tetangganya yang lain. Demikian pula di sebelah utara, pun berbatasan dengan pagar tembok tetangganya.
Namun Rini masih bisa bersyukur, pemilik pagar tembok di sebelah utara rumahnya, milik Gandi, membuat lubang berukuran satu pintu. Melalui lubang itu lah, ia masuk ke lahan kosong pemilik pagar. Kemudian keluar masuk dari gerbang pagar besi pemilik lahan kosong itu untuk menuju jalan.
”Sekarang, lahannya masih kosong belum digunakan pemiliknya,” tutur Rini, kepada Tangerang Ekspres, di kediamannya, Kamis (21/4).
Tiap hari, lanjutnya, ia selalu memikirkan bila lahan kosong milik tetangganya sudah dimanfaatkan untuk rumah. Juga, selalu memikirkan bila pagar panel beton perumahan sudah terpasang.
”Nanti kalau lahan kosong itu dibangun rumah, kemudian, pagar panel beton perumahan terpasang, saya mau lewat mana lagi?” kata Rini bingung.
Rini hanya bisa pasrah mengharapkan kebijaksanaan tetangga dan pemilik lahan kosong di sebelah utara rumah biliknya.
Di tempat yang sama, M Aidin, menantu Rini, mengungkapkan sering melihat mertuanya menangis. Apalagi setelah melihat pondasi pagar panel beton terbangun sejak pekan lalu.
”Ibu mertua saya, khawatir tak punya akses keluar masuk. Tapi semoga, hal itu tidak terjadi, bila ibunya diberikan kebijakan-kebijakan dari pihak terkait,” harapannya.(zky)