Beranda BANTEN Kasus Stunting di Kabupaten Serang Ditargetkan Turun 14 Persen

Kasus Stunting di Kabupaten Serang Ditargetkan Turun 14 Persen

0
BERBAGI
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah dan Wakil Bupati Serang Pandji Tirtayasa berbincang seusai Rembuk Stunting Kabupaten Serang di Hotel Forbis Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, Senin, 13 Juni 2022. FOTO AGUNG GUMELAR/TANGERANG EKSPRES

SERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah menargetkan kasus stunting di Kabupaten Serang turun sebesar 14 persen dari saat ini.

Oleh karenanya, penanganan kasus itu tak bisa hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang, tapi juga harus dibantu oleh organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya.

“Semuanya harus saling berbagi tugas, mulai dari sisi pemenuhan pangan, ekonomi, air bersih hingga pemenuhan infrastruktur. Karena, kalau sudah terkena stunting, itu tidak bisa diobati, makanya harus kita cegah dari sekarang,” katanya usai Rembuk Stunting Kabupaten Serang di Hotel Forbis, Kecamatan Waringinkurung, Kabupaten Serang, Senin, 13 Juni 2022.

Menurut Tatu, stunting bukan hanya berdampak pada fisik seseorang yang tidak ideal, melainkan juga bisa berdampak pada perkembangan otak anak menjadi lambat.

Kemudian, pada umumnya masyarakat masih belum mengetahui apakah anaknya terkena stunting atau tidak. Karena, anak terkena stunting tidak bisa dilihat ketika sudah melahirkan.

“Maka penting sekali untuk ibu hamil, harus makan makanan bergizi, karena anaknya udah pembentukan otak sejak hamil. Sehingga, tugas kita untuk memberikan pemahaman kepada para orang tua khususnya ibu hamil untuk tetap menjaga pola makan serta kesehatan anaknya,” ujarnya.

Kepala Dinkes Kabupaten Serang, drg. Agus Sukmayadi mengatakan, pihaknya akan melakukan penanganan, baik melalui intervensi secara sensitif maupun secara spesifik terhadap kesepuluh desa lokus stunting Kabupaten Serang.

Intervensi yang dilakukan seperti memberikan pemahaman kepada masyarakat serta kader pembangun manusia melalui kader kesehatan untuk melakukan pendampingan.

Kemudian, kata Agus, anak yang sudah terkena stunting akan dilakukan intervensi melalui pemberian makanan tambahan dan pelayanan kesehatan.

Kemudian, terhadap orangtua akan diberikan pemahaman bagaimana memelihara kesehatan bagi keluarga terutama dalam melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

“Kami juga akan melakukan sosialisasi pencegahan stunting dimulai dari prakonsepsi. Kemudian bagi remaja, kita lakukan sosialisasi terkait kesehatan reproduksi,” katanya.

“Dan bagi calon pengantin memberikan pemahaman bagaimana memelihara kesehatan pada saat hamil. Kemudian memberikan imunisasi lengkap bagi balita dan imunisasi tetanus tokso untuk calon pengantin,” katanya lagi. (mg-7/tnt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here