TANGERANG,TANGERANGEKSPRES.CO.ID –Pandemi Covid-19 yang dampaknya begitu luas secara massif dan menggeser pola hidup masyarakat dari interaksi langsung menuju ke daring.
Hal tersebut, menuntut setiap individu beradaptasi dengan perubahan perilaku.
Oleh karenanya, BUMDesa Sindang Panon Jaya menangkap hal ini sebagai peluang usaha dengan membuka unit usaha jasa langganan internet.
Lebih lanjut, untuk mewujudkan rencana bisnisnya, BUMDesa Sindang Panon Jaya menggandeng pihak swasta penyedia jaringan internet sejak 2020 lalu. Hingga akhirnya, BUMDesa bisa berkontribusi ke desa dalam bentuk Pendapatan Asli Desa (PADesa).
Kepala Desa Sindang Panon Didik Darmadi, melalui Kepala Urusan (Kaur) Perencanaan Desa Sindang Panon Suhendi mengatakan, tujuan pembentukan BUMDesa, salah satunya adalah agar desa memiliki PADesa.
“Melihat BUMDesa dapat menjalankan usahanya dengan baik, akan menjadi kebanggaan bagi kami. Terlebih, BUMDesa dapat memberikan kontribusi dalam bentuk PADesa,” kata Suhendi, kepada wartawan, di kantornya, Selasa (26/7/2022).
Akhir 2021 lalu, BUMDesa Sindang Panon Jaya menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebagai wujud transparansi dan pertanggung jawaban pengurus badan usaha tersebut.
“Hasilnya, BUMDesa menyetorkan PADesa sekitar Rp3 juta. Atau sekitar 20 persen dari dividen atau keuntungan bersih dari unit usaha,” kata Suhendi, seraya menyebutkan RUPS akan diselenggarakan kembali pada akhir 2022 mendatang.
Terpisah, Andriyansah, salah seorang pengurus BUMDesa Sindang Panon Jaya, mengatakan memiliki sekitar 180 pelanggan internet. Kendala usahanya antara lain ketelambatan pembayaran tagihan internet.
“Sehingga, kami harus teliti memenejen arus kas BUMDesa,” tuturnya.
Pria yang akrab disapa Bule ini menambahkan, biaya pemasangan internet ditarif senilai Rp300 ribu. Lalu, biaya berlanggan sebulan dengan kecepatan internet 5 megabit per detik senilai Rp200 ribu. (zky)
Tolong tim tangerang minta bantu audit ke lokasi saja, anggaran uang desa sepertinya tidak dipergunakan untuk infrastruktur disana, karna alat-alat yang dipinjamkan rata-rata bukan hasil dari anggaran desa itu sendiri melainkan dari provider lain
penangan nya juga lama perihal wifi saya yang ke rubah setingan pabrik saja harus menunggu besok,
pokoknya saya merasa tidak puas dengan program yang di keluarkan dari desa sindang panon