TANGERANG, tangerangekspres.co.id – Pemkot Tangerang bakal membagikan Set Top Box (STB) bagi warga Kota Tangerang yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Hal itu dilakukan terkait migrasi televisi analog ke digital yang secara resmi sudah dilakukan sejak Rabu (2/11) lalu pukul 24.00 WIB dengan cakupan wilayah Jabodetabek.
Kepala Diskominfo Kota Tangerang, Indri Astuti mengatakan, berdasarkan data yang masuk ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), telah ditentukan kuota bantuan STB gratis untuk Kota Tangerang sebanyak 29.813 unit yang kemudian pendistribusiannya langsung dilakukan oleh pihak Kementrian Kominfo dan Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) ke rumah-rumah warga.
“Kuota bantuan STB gratis untuk Kota Tangerang sebanyak 29.813 unit. Tahap approval penerima bantuan dan proses pendistribusiannya adalah wewenang Kementerian,” ujar Indri, Minggu (6/11).
Dikatakan Indri, data terakhir Kementerian Kominfo pada 4 Oktober 2022 lalu, bantuan STB gratis yang sudah tersalurkan di Kota Tangerang sebanyak 24.017 unit. Menurutnya, saat ini seharusnya angka tersebut terus bertambah lantaran banyaknya warga yang membutuhkan STB tersebut.
“Terlebih, kemarin Kementerian membuka Posko Respon Cepat Penanganan Bantuan di Novotel pada 2-4 November beriringan dengan dilakukan migras televisi analog ke digital yang secara resmi di wilayah Jabodetabek. Jadi, bisa dipastikan saat ini angka penerima STB gratis sudah terus bertambah,” katanya..
Dikatakan Indri, STB tersebut diperoleh dari Kementerian Kominfo yang nantinya dibagikan kepada warga Kota Tangerang berdasarkan DTKS Kementerian Sosial.
Indri menjelaskan, program peralihan siaran televisi analog ke digital tersebut merupakan salah satu program nasional atau Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kominfo bekerjasama dengan Kemendagri.
Pada awal program ini diluncurkan, kata Indri, Pemkot Tangerang diminta Kementerian Kominfo untuk suplai data warga yang dinilai berhak untuk mendapatkan bantuan STB. Sejak Juni 2022 lalu, pihaknya langsung melakukan sosialisasi bersama para Camat dan Lurah se-Kota Tangerang terkait pendataan bantuan STB yang akan diberikan bagi warga kurang mampu dan masih menggunakan TV Analog
“Sebagai support, kami menindaklanjuti data yang diminta melalui aplikasi Saba Kota. Namun, prinsipnya ini hanya pendataan untuk diajukan kepada Kementerian,” tandasnya.
Pada pelaksanaannya, data para penerima STB diperoleh dari data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) milik Pemerintah Pusat sebagai hasil pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia Pendataan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (PK-BKKBN) yang telah dipegang lebih dulu.
Ia menambahkan, pihaknya saat ini belum menerima informasi lebih lanjut apakah ada pembagian STB gratis tabap berikutnya. “Dalam program STB gratis ini, Pemkot Tangerang prinsipnya memberikan suport dan siap mendukung. Tapi sejauh ini, belum ada informasi lebih lanjut,” pungkasnya.
Diketahui, siaran TV analog dimatikan oleh Kementerian Kominfo. Peralihan TV analog ke TV digital sejak Rabu (2/11) lalu mendapat sorotan dari masyarakat. Helmi yang merupakan warga Kelurahan Batusari, Kecamatan Batuceper merasa kecewa dengan adanya kebijakan pemerintah yang mematikan program siaran TV analog. Sebab kebijakan itu dinilai menambah penderitaan rakyat. Pemerintah tidak peka dengan kondisi ekonomi masyarakat yang masih dalam kondisi sulit.
“Rakyat sekarang sudah tidak punya hiburan lagi. Kondisi duit lagi susah, pemerintah malah matikan siaran TV, Kalau di hape kan butuh kuota,” celetuknya.
Dikatakan Helmi, selain menambah penderitaan rakyat, dimatikannya siaran TV Analog sangat merepotkan. Pasalnya, jika ingin mendapatkan siaran TV digital masyarakat harus menambahkan sebuah alat yaitu STB. Menurutnya hal itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit baginya yang hanya seorang pedagang Ketoprak keliling.
“Lah beli STB duitnya ratusan ribu. Saya cuma pedagang Ketoprak keliling duit segitu susah. Beli kuota hape aja palingan saya cuma yang Rp 10 ribuan asal bisa komunikasi,” tukasnya.
Menurut Helmi, dirinya tidak mengetahui adanya bantuan pemberian STB gratis dari pemerintah. Selama ini, dia belum mendengar informasi tersebut apalagi rumahnya dilakukan pendataan oleh pihak pemerintah untuk mendapatkan STB tersebut.
“Gak ada informasinya. Belum ada yang data ke rumah saya,” ucapnya.
Helmi berharap, pemerintah memiliki rasa berkeadilan dan tidak menambah kesulitan bagi masyarakat setiap mengambil kebijakan. Dia juga berharap adanya bantuan gratis STB tersebut secara menyeluruh bagi masyarakat dari kalangan tidak mampu, lantaran menurut Helmi siaran televisi merupakan satu-satunya hiburan bagi masyarakat miskin.
“Kalau nonton YouTube kan butuh kuota besar, buat orang seperti kita hiburan cuma TV kaya nonton bola, nonton berita. Kalau sekarang apa yang mau ditonton,” tukasnya.
“Saya berharap adanya bantuan STB itu bagi masyarakat seperti kita, kalau memang ada bantuan STB gratis, diprioritaskan orang-orang seperti kita ini dari golongan kecil,” pungkasnya.(raf)