TANGERANG — Cuaca angin disertai hujan membuat wisata Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga, di tutup sementara. Ini karena air laut naik dan menyebabkan banjir rob masuk ke jalan utama.
Kondisi tersebut, terjadi pada pukul 14.00 WIB. Bahkan, para wisatawan yang datang langsung bubar karena melihat air laut naik ke daratan. Sampai pukul 17.00 WIB, air laut terus naik ke daratan dan membuat warga berhamburan keluar rumah.
Kepala Desa Tanjung Pasir Arun mengatakan, kejadian tersebut sering terjadi karena kondisi cuaca yang saat ini memasuki musim hujan, sehingga air laut naik dan terjadi banjir rob yang masuk sampai ke jalan utama.
“Memang sempat ada angin besar dari laut, sehingga membuat wisatawan yang sedang di lokasi langsung bubar dan pulang. Kita akan terus pantau, kondisinya dan kita akan cek lokasi mana yang rumah warga terdampak,”ujarnya saat dihubungi Tangerang Ekspres, Minggu (25/12).
Arun menambahkan, sejauh ini belum ada laporan mengenai dampak yang bahaya dari banjir rob. Hanya saja, beberapa jalan utama sudah digenangi air laut akibat banjir rob tersebut.
“Saya meminta kepada masyarakat untuk sementara tidak mengunjungi wisata Tanjung Pasir demi keamanan. Dan nelayan juga diminta untuk tidak melaut dulu, karena cuaca tidak bisa diprediksi karena angin kencang di laut,”paparnya.
Sementara itu, Elin Nurjanah salah satu pengunjung wisata Tanjung Pasir mengungkapkapkan, air terlihat masuk setelah ada angin besar. Bahkan terlihat air dari laut mulai masuk ke pantai seperti dan membuat dirinya dan keluarganya keluar dari lokasi tersebut.
“Niatnya mau makan ikan bakar, tapi pas masuk saya liat air laut naik serem banget pokoknya. Daripada ada apa-apa, saya dan keluarga memutuskan untuk keluar dan pulang saja,”ungkapnya.
Tidak hanya Elin, Agus salah satu penjaga parkir Pantai Tanjung Pasir menuturkan, fenoman tersebut memang sering terjadi. Bahkan, menjelang akhir tahu sering sekali angin kencang dan mengakibatkan banjir rob.
“Kalau kita sudah biasa dan tidak panik, tetapi kita antisipasi saja agar tidak terjadi apa-apa. Biasanya, kondisi seperti warga banyak yang tidak berani di rumah. Nunggu air surut, baru kembali ke rumah,”tutupnya. (ran)