TANGERANG — Sejumlah penyuluh pertanian melakukan ubinan lahan perkebunan bawang merah, di Kampung Pabuaran Asri, Desa Rajeg Mulya, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, Senin (6/3). Salah seorang penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sukatani Sylvi menjelaskan, ubinan adalah metode untuk melihat hasil panen bawang merah melalui titik sampel.
“Dengan cara diukur 2,5 meter kali 2,5 meter. Di lahan seluas itu, lalu hasilnya ditimbang,” jelasnya kepada Tangerang Ekspres di lokasi.
Dilanjutkan Sylvi, melalui metode ubinan dapat mengetahui tinggi tanaman, jumlah umbi bawang, lingkar umbi dan jarak tanam. Jadi hasil umbinan ukuran 2,5 meter kali 2,5 meter sama dengan 18 kilogram.
“18 kilogram dikurangi 40 persen dari daun dan tanah, hasilnya 10,8 kilogram. Bisa disimpulkan, untuk hasil per hektar bisa mencapai 10 ton,” jelasnya.
Menurut Sylvi, akibat curah hujan tinggi, maka petani memanen lebih awal. Karena apabila menunggu waktu panen sepekan lagi khawatir umbi membusuk akibat curah hujan tinggi.
“Semoga melalui kreatifitas petani yang tidak hanya menanam padi aja, bisa menambah penghasilan petani agar petani sejahtera,” imbuhnya.
Abu Sopian Kurniawan, seorang petani bawang, mengatakan menanam bawang jenis Bima Brebes pada lahan mencapai 2.000 meter persegi. Ia menuturkan menanam bibit bawang merah sejak 47 hari lalu. Menurutnya, dengan kondisi curah hujan tinggi, hasil panennya masih lumayan.
“Sebab, kendala nanem bawang merah, ya hujan aja. Kalau hama bisa diatasi. Ini adalah masa tanam ke dua kalinya di lahan yang sama,” ungkapnya. (zky)