TangerangEkspres.co.id – Pada umumnya masyarakat Kota Tangsel jaman dahulu (jadul) melakukan aktifitas menangkap ikan sifatnya hanya dilakukan pada waktu tertentu. Disamping sekadar memenuhi kebutuhan dapur, tak jarang hanya untuk sekadar melepas kejenuhan.
Tokoh Seniman Budayawan Kota Tangsel Agam Pamungkas Lubah mengatakan, dahulu masyarakat Kota Tangsel menangkap ikan biasanya dilakukan di danau (setu), kali, rawa atau empang.
“Tapi, ada juga yang menangkapnya di selokan-selokan yang airnya mengalir,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres,co.id, Senin, 20 Maret 2023.
Agam menambahkan, ikan yang kerap ditangkap masyarakat saat itu dibagi dalam beberapa jenis sesuai habitatnya masing-masing. Pertama jenis ikan sawah dan rawa. Yang termasuk jenis ikan tersebut adalah julung-julung, cupang, tomang, cere, kepala timah (sisik melik), seret dan sili.
“Termasuk ikan menga, koang-koang, ga’ang dan lainnya,” tambahnya.
Sementara ikan yang sering dijadikan santapan sebagai lauk oleh warga biasanya dari beberapa jenis ikan. Mulai dari mujair, sepat, melem (nilam), marcoca, keting, gabel, benter, lele, gabus, tempalang, betok, belut dan lindung.
“Namun sayang, seiring dengan lajunya pertumbuhan kota dan maraknya bermunculan komplek-komplek perumahan mengakibatkan sebagian ikan-ikan ini kehilangan habitatnya dan terancam punah keberadaanya,” tutup Agam. (*)
Reporter : Tri Budi