Beranda Uncategorized Social Bread Bantu Jualan UKM Lewat Live Shopping

Social Bread Bantu Jualan UKM Lewat Live Shopping

0
BERBAGI
CEO Social Bread Edho Zell (kiri) dan CMO Social Bread Ester Jeanette (kanan) melakukan live streaming penjualan produk UKM di Social Bread Hub, The Breeze BSD City, Kabupaten Tangerang, Selasa, 28 Maret 2023. Foto : Tri Budi/TangerangEkspres.co.id

TangerangEkspres.co.id – Social Bread, digital marketing marketplace yang berbasis di Indonesia dengan tujuan mendukung para pemilik usaha, terutama Usaha Kecil dan Menengah (UKM) resmi diluncurkan. Peluncuran diadakan di Social Bread Hub, The Breeze BSD City, Kabupaten Tangerang, Selasa, 28 Maret 2023.

Sejak 2020, Social Bread telah mendukung lebih dari 500 UKM dari Jabodetabek, Surabaya dan kota-kota lainnya di Indonesia dalam mendorong pertumbuhan penjualan mereka melalui penggunaan media sosial. Social Bread terdiri dari tim akan 50 anggota dan telah mengelola lebih dari 5.000 mitra kreator terdaftar.

Social Bread didirikan oleh CEO Edho Zell, Chief Operating Officer Lydia Susanti, Chief Marketing Officer (CMO) Ester Jeanette dan Chief Technology Officer (CTO) Messiah Richardo pada 2020.

Pada kesempatan yang sama, Social Bread turut mengumumkan peraihan pendanaan pra awal sekitar Rp 6 miliar yang dipimpin oleh East Ventures. Putaran pendanaan tersebut juga diikuti oleh Living Lab Ventures.

Co-Founder dan Chief Executive Officer (CEO) Social Bread, Edho Zell mengatakan, dana segar itu akan digunakan untuk mengembangkan platform teknologi yang berbeda untuk memberdayakan ekosistem merchant.

Social Bread sedang membangun pengalaman live shopping yang berbeda yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendorong penjualan para merchant setidaknya 10 kali lipat dalam kurun satu tahun.

“Kami senang bisa resmi meluncurkan Social Bread. Kami percaya bahwa Social Bread merupakan game changer dalam menyetarakan para UKM, khususnya dalam pemanfaatan media sosial untuk menjangkau para pelanggan,” ujarnya saat launching, Selasa, 28 Maret 2023.

“Dengan pengalaman tim yang luas di industri digital, kami memberikan solusi end-to-end untuk para pemilik bisnis dengan harga yang kompetitif,” tambahnya.

Masih menurutnya, pihaknya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan investor melalui putaran pendanaan tersebut. “Kami percaya pendanaan ini merupakan bukti kuat akan misi kami, membawa kemajuan dan dampak nyata bagi para pemilik bisnis dan konten kreator,” jelasnya.

Edho mengungkapkan, memiliki pengalaman serupa dalam bidang pemasaran digital dan media sosial, dirinya menyadari besarnya potensi media sosial dalam memengaruhi keputusan pembelian pada pelanggan. Terutama karena media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kebanyakan orang saat ini.

Namun, banyak pebisnis dan UKM kesulitan memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan bisnis mereka karena keterbatasan sumber daya, keahlian dan keterampilan untuk mengelola akun media sosial.

“Tidak semua UKM memiliki tim khusus atau dapat mempekerjakan agensi digital karena membutuhkan investasi anggaran yang besar,” ungkapnya.

Social Bread hadir untuk menghilangkan dua masalah utama tersebut dengan menyediakan platform untuk menghubungkan UKM dengan para konten kreator dan influencer lokal. Sebelum memberikan rekomendasi, Social Bread akan mencoba menganalisis dan memahami tujuan atau kebutuhan dari para UKM.

“Ini memungkinkan Social Bread untuk memberikan rekomendasi yang didasarkan pada industri dari UKM, jenis platform, serta konten yang sesuai dengan audiens yang ditargetkan, dan bahkan jumlah konten kreator atau pengikut untuk mencapai tujuan tersebut,” katanya.

Menurutnya, setelah proses orientasi selesai, UKM akan dihubungkan dengan konten kreator atau umumnya disebut sebagai mitra kreator di Social Bread.

Mitra kreator tidak hanya berperan untuk memproduksi konten berdasarkan arahan yang telah disepakati tetapi, juga akan menjadi pihak yang mengelola akun media sosial UKM.

“Ini memungkinkan pemilik usaha untuk lebih fokus dalam menjalankan atau memperluas bisnis mereka, dan membiarkan para konten kreator untuk memaksimalkan potensi akun media sosial,” jelasnya.

Edho menjelaskan, penjualan melalui live shopping berkembang secara pesat di Indonesia dan telah menjadi kebutuhan para pelaku usaha kecil. “Social Bread juga baru saja meluncurkan fitur barunya, “Live Shopping” untuk memenuhi kebutuhan para pelaku bisnis dan menghubungkan live streamer untuk mengelola live shopping mereka,” ungkapnya.

Dengan menggunakan live shopping, pelaku bisnis bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 3 juta sampai Rp 10 juta per dua jam. Streamer (penyiar daring) dari Social Bread akan live streaming di akun medsosnya UMKM.

“Pembayarannya live shopping ini 15 persen dari hasil penjualan live streaming setiap bulannya. Setiap hari kita harus live shopping dan minimal 2 jam,” tuturnya.

“Syarat gabung harus UMKM dan harus merek lokal. Yang dibantu sudah 500 lebih UMKM dan target tahun ini 3.000,” tutupnya.

Sementara itu, Partner East Ventures, Melisa Irene mengatakan, pihaknya menyambut Social Bread ke dalam ekosistem East Ventures. Dengan besarnya potensi ekonomi digital, Social Bread tidak hanya menjembatani UKM dan konten kreator tetapi, juga membantu UKM, salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia, untuk mengembangkan bisnisnya.

“Kami berharap untuk terus merasakan keseruan dan dampak positif yang akan dihadirkan oleh tim, yang pada akhirnya akan membawa kita semua semakin dekat dalam mencapai inklusi keuangan,” ujarnya.

Kita ketahui, Social Bread merupakan Digital Marketing Marketplace yang memungkinkan UKM dan konten kreator dalam mengembangkan bisnis mereka di media sosial. Didirikan pada 2020, Social Bread telah bertransformasi menjadi startup teknologi yang memberikan solusi terpadu untuk seluruh pemilik bisnis di Indonesia.

Sebagai awal dari ekosistem startup di Indonesia, Social Bread merupakan salah satu perusahaan yang fokus pada pengembangan bisnis di media sosial, khususnya dalam pembuatan konten kreatif.

Penggunanya meliputi Larocking (Industri Fashion), Baba Rafi (Industri Makanan dan Minuman), Teguk Indonesia (Industri Minuman), Quick Fresh (Industri Kesehatan), Sainsbelle (Industri Jasa) dan masih banyak lagi. Akhir tahun ini, Social Bread berencana untuk membantu 3.000 UKM dan menghubungkan 1.500 konten kreator dari kota-kota besar di Indonesia.

Social Bread adalah marketplace pertama yang memiliki creative center and social media insight yang didukung oleh platform. Social Bread berkomitmen untuk membantu UKM mendapatkan lebih banyak kesadaran, keterlibatan, dan juga meningkatkan penjualan.

Social Bread memiliki tujuan utama untuk membawa dampak positif dan ide-ide relevan bagi semua pemilik bisnis dan konten kreator di Indonesia. (*)

Reporter : Tri Budi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here