Beranda PENDIDIKAN SMPN 10 Melapor ke Polsek Kasus Penggelapan Dana Studi Tur

SMPN 10 Melapor ke Polsek Kasus Penggelapan Dana Studi Tur

0
BERBAGI
Acara perpisahan kelas 9 SMPN 10 Kota Tangerang digelar di Ball Room Mal Balekota, Tangerang, Kamis (15/6/2023).

TANGERANGEKSPRES.CO.ID — SMPN 10 Kota Tangerang telah melaporkan kasus penggelapan uang studi tur yang diduga dilakukan agen travel Calista Anugrah Wisata. Salah satu guru SMPN 10, Rudi mengungkapkan sudah membuat laporan resmi ke Polsek Cipondoh pada Rabu (14/6) sore, terkait lenyapnya uang studi tur Rp 600 juta yang dibawa kabur travel agen.

Akibat uang digelapkan travel agen, siswa kelas 9 batal berangkat studi tur ke Jogjakarta. Padahal per siswa sudah membayar lunas Rp 1,5 juta. “Setelah pertemuan, Rabu sorenya diwakili panitia penyelenggara studi tur didampingi wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat langsung mendatangi Mapolsek Cipondoh untuk melaporkan kasus ini,” ungkap Rudi di sela-sela acara perpisahan kelas 9 di Ball Room Mal Balekota, Kamis (15/6).

Dia menyampaikan, laporan kasus penipuan yang menimpa SMPN 10 Kota Tangerang, infonya akan ditindak lanjuti ke Polres Metro Tangerang Kota. Karena memang ada juga beberapa sekolah lain yang mengalami kasus penipuan serupa, yang dilakukan oleh pihak travel yang sama.

Rudi memaparkan, pihak SMPN 10 akan kembali ke mapolsek untuk melengkapi bukti-bukti kasus penipuan yang dilakukan agen travel tersebut, seperti akan membawa rekaman CCTV kedatangan tim travel agen ke sekolah untuk pengambilan uang pembayaran berikut kwitansinya dan bukti lainnya.

Kata Rudi, laporan kasus penipuan tersebut akan dilimpahkan ke Polres Metro Tangerang Kota dan ditindaklanjuti. “Kita bakal lengkapi berkas bukti-bukti seperti kwitansi dan rekaman CCTV sekolah. Pihak travel itu datang ke sekolah waktu proses pembayaran, terima uang dan lain sebagainya nanti kita serahkan rekamannya,” ujar Rudi yang juga Ketua panitia acara perpisahan kelas 9.

Menurutnya, SMPN 10 Kota Tangerang yang merupakan korban penipuan yang dilakukan pihak agen travel telah dirugikan baik moril maupun materiil. Rudi menyebut, agen travel Calista Anugrah Wisata telah membawa kabur uang ratusan juta yang dikumpulkan dari siswa untuk kegiatan studi tur.

“Kalau kelas 7 dan 8 sekitar 15 persen dari total siswa yang ikut, pihak sekolah makanya tetap bisa memberangkatkan mereka. Nah kalau kelas 9 paling banyak makanya dibatalkan,” bebernya. “Untuk tetap menyemangati anak-anak kelas 9 kita gelar acara perpisahan mereka disini, supaya tidak kecewa banget,” sambungnya.

Kapolsek Cipondoh, Kompol Aryono membenarkan adanya laporan kasus penggelapan uang studi tur siswa SMPN 10 Kota Tangerang yang digelapkan pihak Agne travel. “Betul, kemaren sore pihak sekolah telah melaporkan kasus tersebut,” singkat Kompol Aryono melalui pesan singkatnya kepada Tangerang Ekspres, Kamis (15/6).

Digelarnya acara perpisahan siswa kelas 9 SMPN 10 Kota Tangerang di Ball Room Mal Balekota mendapat keluhan dari banyak siswa. Sebab acara perpisahan ini tidak memberikan kepuasan bagi siswa. “Kita kecewa yang seharusnya perpisahan dilaksanakan di Yogyakarta dan mengunjungi beberapa lokasi wisata ini malah di dalam mal,” ungkap Faisal yang mewakili siswa lainnya.

Disinggung persiapan pelaksanaan perpisahan di Mal Balekota, menurut Faisal, sebenarnya akan digelar di salah satu hotel di Yogyakarta. Para siswa yang tampil dalam rangkaian acara tersebut dari jauh hari sudah melakukan latihan. Seperti rangkaian acara perpisahan dan hiburan seperti pentas seni menari dan gelaran musik siswa.

“Kita sudah latihan dari jauh hari, cuma tempatnya beda, tadinya kan acara begini mau di sana (Yogyakarta),” katanya.

Salah satu orang tua siswa kelas 9 yang tidak mau disebutkan namanya mengeluhkan acara perpisahan anaknya yang hanya digelar di sebuah mal dengan biaya sebesar Rp 500 ribu.

Dikatakannya, biaya tersebut diambil dari biaya studi tur yang akan dilaksanakan di daerah istimewa Yogyakarta sebesar Rp 1,5 juta. Sisanya, sebesar Rp 1 juta akan dikembalikan pihak sekolah. “Perpisahannya cuma gini biayanya Rp 500 ribu. Ya dibilang kecewa ya iya, tapi mau gimana lagi,” ujarnya.

Dia berharap, pihak sekolah secepatnya untuk mengembalikan uang yang besarnya Rp1 juta tersebut. Sebab, uang tersebut akan dipergunakan untuk tambahan biaya pendidikan anak-anaknya.

“Saya sih pengennya duit yang Rp 1 juta cepat dikembalikan. Soalnya kan anak saya yang ini aja mau masuk SMA. Kalau masuk SMA negeri tetap aja untuk seragam dan lainnya butuh biaya, belum lagi adiknya masuk SMP, kan lumayan buat tambahan,” pungkasnya.(raf)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here