TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Memburuknya kualitas udara di Kota Tangerang dalam 2 Minggu terakhir ini menjadi perhatian publik. Kualitas udah yang buruk dihasilkan dari emisi kendaraan bahkan berasal dari polusi perusahaan yang berbahan baku batubara.
Buruknya polusi udara di wilayah Tangerang dan sekitarnya termasuk Jakarta perlu dilakukan langkah jangka pendek. Setidaknya untuk menekan tingkat polusi. Setidaknya mengurai kualitas polusi udara yang terjadi.
“Sudah waktunya pemerintah baik pusat maupun daerah harus melakukan rekayasa cuaca. Melalui metode hujan buatan yang diyakini bisa menekan partikel yang berada di udara,” kata Peneliti kebijakan publik IDP-LP, Riko Noviantoro, Selasa (15/8).
Rko mengatakan, rekayasa cuaca menjadi langkah tepat untuk pengendalian polusi udara pada jangka pendek. Paling tidak tingkat kepekatan polusi di udara bisa berkurang. Sembari pemerintah melakukan upaya yang paling utama, yakni mengendalikan polusi kendaraan bermotor dan pabrik.
Teknologi rekayasa cuaca, lanjut Riko, sudah dikuasai pemerintah. Kementerian atau lembaga terkait untuk melakukan upaya tersebut. Sekaligus memprediksikan potensi hujan yang dihasilkan dari rekayasa cuaca serta dampak yang didapatkan.
Selain itu, Riko menyebutkan, rekayasa cuaca ini dapat sejalan dengan mulai terjadinya kebakaran lahan. Artinya kegiatan rekayasa cuaca bisa dilakukan secara nasional. Dengan demikian tingkat ketercapaian pengendalian polusi bisa lebih optimal.
Dia menambahkan, jika pemerintah hanya menunggu, dikhawatirkan menurunkan produktifitas masyarakat. Dalam jangka menengah akan merusak perekonomian yang sedang bergerak tumbuh. Pada jangka panjang tentu bisa merusak kesehatan masyarakat.
“Meski belum terdengar lonjakan penderita ISPA sebagai akibat polusi udara, namun pada jangka panjang hal itu bisa terjadi,” tandasnya
Dia berharap pemerintah dapat melakukan upaya segera mungkin. Polusi udara yang terus memburuk tidak bisa dibiarkan begitu saja. Apalagi membiarkan tanpa upaya apapun dari pemerintah. Hal yang sangat bertentangan dari tugas pemerintah, yakni memberikan perlindungan dan pelayanan bagi masyarakat.
Wali Kita Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan, salah satu penyebab memburuknya udara khususnya di Kota Tangerang disinyalir dari polusi perusahaan industri yang menggunakan bahan baku batubara. Untuk mengetahui besaran angka atau prosentase dari kontribusi gas buangan, tersebut hingga menyebabkan polusi udara, pihaknya perlu melakukan investigasi dan inventarisasi perusahaan-perusahaan pengguna bahan baku batubara walaupun secara berkala perusahaan-perusahaan industri tersebut telah menyampaikan laporan secara berkala.
“Ini akan dilakukan survey, kemarin juga kami rapatkan, akan membangun sistem data base yang real time, sehingga informasinya tidak lagi per 6 bulanan, tapi bisa dipantau bersama tiap waktu,” kata Arief saat ditemui, Selasa (15/8).
“Hari ini juga sedang dipersiapkan oleh DLH (Dinas Lingkungan Hidup) untuk survey ke lapangan, terutama perusahaan yang menggunakan batubara, dan kita himbau juga untuk mengkonversi ke gas,” sambungnya
Arief menuturkan, pihaknya juga mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo terkait penanganan kondisi udara disekitar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
“Tentu ada beberapa hal, termasuk sekarang kita lagi kaji persiapan kalau diambil langkah WFH (Work from Home) oleh temen-temen pegawai dan swasta,” ujarnya.
Dikatakan, untuk mengatasi buruknya udara di sekitar Kota Tangerang, salah satunya Pemkot Tangerang akan melakukan menambahkan penanaman pohon dilingkungan untuk mrnrkan gas karbondioksida (CO2). Selain itu pihaknya juga mengimbau masyarakat, untuk mengurangi polusi udara, dapat menggunakan kendaraan transportasi umum.
“Nanti hari Jumat akan menguji coba mengurangi penggunaan kendaraan pribadi atau satu kendaraan untuk ramai-ramai,” imbuhnya
Menurutnya, kondisi kualitas udara buruk lantaran partikel yang meningkat. Sebab lebih dari 2 Minggu ini belum turun hujan. Dia berharap,pemerintah pusat mengambil kebijakan dengan membuat hujan buatan agar partikel tersebut dapat turun. Sebab, buruknya polusi udara akan berdampak pada kesehatan.
“Mudah”an pemerintah pusat juga mengambil kebijakan membuat hujan buatan, supaya partikel ini bisa turun. Sebab ini berdampak pada kesehatan,” pungkasnya.
Reporter : Abdul Aziz