Beranda PENDIDIKAN Pengamat Pendidikan Bilang SDN Sukatani 1 Perlu Penanganan Cepat

Pengamat Pendidikan Bilang SDN Sukatani 1 Perlu Penanganan Cepat

1
BERBAGI
Siswa SDN Sukatani 1 sedang mengikuti pembelajaran pagi hari di salah satu ruangan kelas, Kamis (9/2). Sekolah itu hanya memiliki tujuh kelas untuk menampung 635 siswa.FOTO: Zakky Adnan/Tangerang Ekspres

TANGERANG — Pihak Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukatani 1, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, mencatat sebanyak 635 siswa dengan 17 rombongan belajar (rombel) di sekolahnya. Tetapi, sekolah tersebut hanya memiliki 7 ruangan kelas. Menanggapi hal tersebut, pegiat pendidikan Banten Dr Muh Turizal Husein MA mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Tangerang perlu memperhatikan kondisi tersebut dan perlu penanganan cepat.

“Meskipun dengan terbatasnya jumlah kelas pada umumnya sekolah, biasanya menerapkan kelas pagi dan siang hari,” kata Turizal Husein kepada wartawan, Minggu (12/2).

Menurut Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Banten periode 2016-2018 ini, penerapan jam belajar pagi dan siang hari, yang diberikan pihak sekolah kepada siswa, tentu melebihi batas estetika jam belajar. Namun diakui salah seorang dosen dari Universitas Muhammadiyah Tangerang ini, kondisi tersebut terjadi karena tidak seimbangnya antara jumlah siswa dengan jumlah ruang kelas yang ada.

Turizal Husein menyampaikan, teknis kelas sif (giliran) pada umumnya, beberapa kelas dipindah belajar siang hari. Pada umumnya masuk siang adalah waktu di atas pukul 12.00 WIB, namun untuk siswa kelas 2 dan 3, masuk pukul 10.45 WIB, pun dikatakan masuk siang.

“Usia murid SD adalah usia awal sekolah. Kebiasaan baik bangun pagi harus kita tanamkan sejak dini. Masuk pagi akan bermanfaat kelak di masa depan anak-anak. Ini sudah menjadi pembiasaan, rata-rata siswa yang sekolahnya siang, maka mereka akan bangun siang,” ungkap Turizal Husein.

Selain itu, lanjutnya, faktor konsentrasi murid SD juga perlu diperhitungkan dan energi yang dimiliki. Sebab apabila anak mengalami kelelahan di sekolah, bukan tak mungkin mereka menjadi tak menyukai sekolah. Sekolah menjadi momok tersendiri.

Lalu uNtuk pihak sekolah, kata Turizal Husein, agar berupaya tidak memaksakan. Baiknya, salurkan calon siswa ke sekolah-sekolah swasta yang kekurangan murid. Terlebih, bila ada regulasi untuk membatasi jumlah murid di SD negeri.

“Dengan membuka peluang penyebaran merata siswa yang bersekolah baik itu ke negeri maupun ke swasta, akan membuka keran peran serta SD swasta dalam mencerdaskan dan membangun peradaban ini semakin besar pula,” ujarnya.

Sementara, Kepala Bidang (Kabid) SD pada Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Ruslan Farid, tak berkomentar banyak.

“Insya Allah, kang,” tulis Ruslan Farid, menjawab pesan WhatsApp dari wartawan saat dimintai tanggapan persoalan SDN Sukatani 1.

Diberitakan sebelumnya, SDN Sukatani 1, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, kekurangan ruangan kelas. Untuk memecahkan masalah itu, pihak sekolah menerapkan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) pagi dan siang.

Dijelaskan Kepala SDN Sukatani 1Bahrul Ulum, tercatat jumlah siswa di SDN Sukatani 1 sebanyak 635 siswa dengan 17 rombongan belajar (rombel). Lalu, sekarang hanya memiliki 7 ruangan kelas.(zky)

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here