TANGERANG — Akibat curah hujan yang tinggi, membuat saluran pembuangan di wilayah Kelurahan Salembaran Jaya kembali meluap. Akibatnya pemukiman warga tergenang.
Unit Pelaksana Teknis (UPTD) Sumber Daya Air (SDA) Wilayah VI Dinas Binamarga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kabupaten Tangerang, kembali melakukan normalisasi saluran pembuangan Salembaran Jaya. Kepala UPTD SDA H. Suhanda mengatakan, kegiatan normalisasi pembuangan salembaran. Kali ini difokuskan terlebih dahulu untuk membersihkan sampah yang menumpuk di pintu air pembuangan. Menurutnya, sampah yang menumpuk menjadi salahsatu faktor yang menyebabkan saluran air tersumbat.
“Kita terjunkan 20 Persone. Kali ini kita kerjakan secara manual untuk membersihkan sampah yang menyangkut dan menyumbat aliran air di pintu pembuangan Salembaran,”ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Sabtu (25/2).
Suhanda menambahkan, sampah yang menumpuk di pintu air pembuangan, mengakibatkan air menjadi tidak lancar mengalir kehulu. Personel SDA di fokuskan terlebih dahulu untuk membersihkan sampah yang menyangkut di sekitar pintu air tersebut.
“Selain penumpukan sampah di pintu air, faktor lainnya juga seperti turap yang kurang tinggi. Kemudian ditambah saluran air dihilir yang menyempit. Itu juga jadi penyebab air yang mengalir dari hulu tidak dapat tertampung, sehingga air itu jadi meluap kepermukaan,”paparnya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Menurutnya, pemerintah Kecamatan Kosambi bersama Kelurahan Salembaran Jaya, akan mengajak warganya untuk bergotong royong membersihkan sampah tersebut.
“Kami akan dibantu warga bergotong royong untuk membersihkan sampah sepanjang saluran pembuangan salembaran,”ungkapnya.
Di lokasi yang sama, Ketua RW 03 Kelurahan Salembaran Jaya, Alwi Guna mengatakan, setiap kali hujan turun dengan intensitas tinggi, warga salembaran jaya, khususnya Kampung Cilampe di wilayah RW 03 selalu terdampak banjir.
“Di wilayah RW 03, ada sekitar 220 KK dari 3 RT yang terdampak luapan Kali Cilampe. Warga sudah jenuh dengan keadaan seperti ini, dan selalu bertanya sampai kapan bencana banjir ini bisa berakhir,” tutupnya. (ran)